Indahnya Kabar Baik

Betapa indahnya kelihatan dari puncak bukit-bukit kedatangan pembawa berita, yang mengabarkan berita damai dan memberitakan kabar baik. –Yesaya 52:7

Baca: Yesaya 52:7-10

John Nash dianugerahi Hadiah Nobel dalam bidang Ekonomi pada tahun 1994, sebagai pengakuan atas terobosan yang dicapainya dalam ilmu matematika. Sejak saat itu rumus yang ia ciptakan terus digunakan oleh kalangan bisnis di seluruh dunia untuk memahami dinamika kompetisi dan persaingan. Buku dan film yang mendokumentasikan hidup Nash, A Beautiful Mind, menyebutnya sebagai sosok dengan “pikiran yang indah”—bukan karena bentuknya yang memikat, melainkan karena apa yang sanggup dilakukan Nash dengan pikirannya.

Nabi Yesaya dalam Perjanjian Lama menggunakan kata indah untuk menggambarkan kedatangan seorang pembawa berita—bukan karena penampilan orang itu sendiri, melainkan karena apa yang dibawanya. “Betapa indahnya kelihatan dari puncak bukit-bukit kedatangan pembawa berita, yang mengabarkan berita damai dan memberitakan kabar baik” (Yes. 52:7). Setelah tujuh puluh tahun dibuang di Babel akibat ketidaksetiaan mereka kepada Allah, para utusan datang dengan kata-kata membesarkan hati, bahwa umat Allah akan segera pulang, “sebab Tuhan . . . telah menebus Yerusalem” (ay. 9).

Kabar baik itu tidak dikaitkan dengan kehebatan militer bangsa Israel atau upaya manusia lainnya, melainkan suatu pekerjaan “tangan-Nya yang kudus” bagi mereka (ay. 10). Hal yang sama berlaku hari ini, karena kita telah menang atas musuh rohani karena pengorbanan Kristus bagi kita. Sebagai respons, kita menjadi para pembawa kabar baik, dengan mewartakan damai sejahtera, sukacita, dan keselamatan bagi orang-orang di sekitar kita. Itu sungguh hal yang indah.

Oleh: Kirsten Holmberg

Renungkan dan Doakan
Siapa yang membawa kabar baik tentang pengorbanan Kristus kepada Anda? Kepada siapa lagi Anda dapat menyampaikan kabar baik tersebut?

Ya Bapa, terima kasih, Engkau telah mengirimkan orang-orang ke dalam hidupku untuk membagikan kabar tentang pengorbanan Kristus. Tolonglah aku membagikan lagi kabar tersebut kepada orang lain.
Amin….
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu.

WAWASAN
Dalam Kitab Yesaya, sang nabi membawakan dua pesan yang sangat berbeda kepada umat Allah. Dalam pasal 1–39, ia membawa peringatan tentang kepastian penghakiman akibat penyembahan berhala dan penolakan terhadap Allah yang terus-menerus terjadi. Namun, dalam pasal 40–66, pesan sang nabi menjadi pesan mengenai pengharapan dan penyelamatan—dengan terus menyebut tentang Mesias yang dijanjikan. Pengajar Alkitab, Warren W. Wiersbe, menulis bahwa komponen mesianik yang signifikan dari nubuat Yesaya ini menjadi alasan Perjanjian Baru sangat sering mengutip kitab yang penting ini. Rasul Paulus, seorang ahli Yahudi yang terpelajar, mengutip atau merujuk kepada nubuat Yesaya setidaknya delapan puluh kali, dan bagian Nyanyian Hamba Tuhan (52:13–53:12) dikutip hampir sebanyak empat puluh kali oleh para penulis Perjanjian Baru. Karenanya, kata Wiersbe, “Yesaya bukan hanya seorang nabi: Dia seorang penginjil yang menyajikan Yesus Kristus dan Kabar Baik dari Injil.” –Bill Crowder

BIRO INFOKOM HKI

Bagikan Postingan ini:

About Yohanes Simatupang

Staff Biro Infokom

View all posts by Yohanes Simatupang →