Keadilan dan Kristus

Apakah yang dituntut Tuhan dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu? –Mikha 6:8

Baca: Mikha 6:1-8

Kaisar pertama Romawi, Augustus (63 SM–14 M), ingin dikenal sebagai penguasa yang menegakkan hukum. Meski membangun kekaisarannya lewat perbudakan, penaklukan militer, dan suap, ia berhasil memulihkan ketertiban hukum dan memberi warganya Iustitia, seorang dewi yang dalam sistem hukum kita sekarang disebut sebagai Dewi Keadilan. Ia juga mengadakan pendaftaran penduduk yang membawa Maria dan Yusuf ke Betlehem untuk kelahiran seorang Pemimpin yang telah lama dinantikan dan yang kebesaran-Nya akan tersebar sampai ke ujung bumi (Mi. 5:1-3).

Augustus dan dunia sama sekali tidak pernah memperkirakan hadirnya seorang Raja yang jauh lebih besar, yang akan hidup dan mati untuk menunjukkan wujud keadilan yang sejati. Berabad-abad sebelumnya, pada masa Nabi Mikha, umat Tuhan sekali lagi terjerumus ke dalam budaya penuh kebohongan, kekerasan, dan “harta yang diperoleh dengan tipu daya” (6:10-12 BIS). Bangsa yang sangat dikasihi Allah telah meninggalkan-Nya, padahal Dia rindu mereka menunjukkan kepada bangsa-bangsa di sekitar mereka, apa artinya berlaku adil terhadap satu sama lain dan hidup dengan rendah hati di hadapan-Nya (ay. 8).

Dibutuhkan Raja berjiwa Hamba untuk mewujudkan keadilan yang dirindukan oleh mereka yang terluka, terlupakan, dan berputus asa tersebut. Nubuat Mikha harus dipenuhi dalam Yesus agar relasi yang benar dapat terjalin kembali antara Allah dan manusia, juga antara manusia dan sesamanya. Hal itu tidak mungkin terwujud dalam ketertiban hukum yang ditegakkan di bawah perintah Kaisar, melainkan hanya dalam kemerdekaan yang didasarkan belas kasihan, kebaikan, dan teladan Raja kita yang berjiwa hamba, Yesus Kristus.

Oleh: Mart DeHaan

Renungkan dan Doakan
Menurut Anda, apa artinya berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allah? Bagaimana Anda melihat hal-hal tersebut terwujud dalam diri Yesus?

Ya Bapa, dalam nama Yesus, tolonglah aku untuk berlaku adil kepada sesama dan semua orang yang Kau hadirkan dalam kehidupanku.
Amin….
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu.

WAWASAN
Allah memakai Mikha untuk menantang orang-orang yang teguh memegang cara mereka menjalankan agama, tetapi kurang mengamalkan kebenaran dan keadilan dalam kehidupan mereka sehari-hari. Yesus juga menegur para penganut agama yang kosong semasa hidup-Nya. Teguran-Nya terhadap para pemuka agama, yang dikatakan hanya beberapa hari sebelum penyaliban-Nya, termasuk kata-kata yang dicatat di Matius 23:23. “Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan.” Kata-kata Kristus menggemakan perkataan di Mikha 6:8 dan ucapan nabi yang sezaman dengannya, Yesaya, di Yesaya 1:12-17. Keadilan sangatlah penting bagi Yesus. –Arthur Jackson

BIRO INFOKOM HKI

Bagikan Postingan ini:

About Yohanes Simatupang

Staff Biro Infokom

View all posts by Yohanes Simatupang →