MENGANDALKAN ALLAH

Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan!. Yeremia 17:7

Seharusnya sang bayi baru akan lahir enam minggu lagi, tetapi dokter mendiagnosis Whitney menderita kolestasis, penyakit hati yang umum terjadi pada kehamilan. Dengan emosi campur aduk, Whitney dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat perawatan. Di sana ia diberi tahu bayinya akan diinduksi 24 jam mendatang! Di bagian lain rumah sakit itu, ventilator dan peralatan lain yang dibutuhkan oleh para penderita COVID-19 sedang disiapkan. Akibatnya, Whitney harus dipulangkan. Ia pun memutuskan untuk bersandar kepada Allah dan rencana-Nya, dan syukurlah, akhirnya ia melahirkan bayi yang sehat beberapa hari kemudian.

Firman Tuhan yang mengakar dalam diri kita akan mengubah cara kita menanggapi situasi-situasi sulit. Nabi Yeremia hidup pada masa ketika kebanyakan orang mengandalkan sesamanya sebagai sekutu, dan penyembahan berhala menjadi perbuatan yang lazim. Sang nabi membandingkan “orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada Tuhan” (Yer. 17:5) dengan mereka yang bersandar kepada Allah. “Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air . . . yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau” (ay. 7-8).
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup dengan beriman dan berpaling kepada-Nya untuk mendapatkan jalan keluar. Kita bisa memilih untuk dikuasai rasa takut, atau sebaliknya, mempercayai-Nya karena Dia memberi kita kekuatan yang kita butuhkan. Allah berfirman bahwa kita diberkati—terpuaskan sepenuhnya—ketika kita memilih mengandalkan Dia.

Oleh: Regie Keller

Renungkan dan Doakan
Pernahkah Anda merasa khawatir atau takut, tetapi kemudian diingatkan akan janji Allah, yang akan memberkati mereka yang mengandalkan Dia? Bagaimana kesadaran bahwa Anda dapat mengandalkan Allah dalam segala keadaan membawa kelegaan?
Ya Allah, terima kasih, aku dapat mengandalkan-Mu dalam segala situasi dan datang kepada-Mu dalam doa. Engkau selalu hadir di tengah pergumulanku dan memberiku kekuatan.

AMIN…..

Selamat pagi selamat beraktifitas tetap semangat, Gbu

WAWASAN
“Semak bulus di padang belantara” di Yeremia 17:6 adalah tamariska, juniper kerdil, yang “tidak akan mengalami datangnya keadaan baik” karena akarnya yang kerdil tidak dapat mencapai permukaan air di bawah tanah. Menurut penafsir R.K. Harrison: “Makna dari kiasan tersebut pasti sangat dimengerti [orang Israel], yang dapat tumbuh subur seperti pohon aras Libanon, seandainya mereka hidup dalam relasi iman dengan Allah.” Jika berpegang teguh kepada Allah, mereka akan menjadi “seperti pohon yang ditanam di tepi air” (ay. 8). Namun, bangsa Yehuda percaya kepada ilah-ilah palsu dan aliansi militer dengan bangsa lain daripada kepada Allah, satu-satunya sumber kekuatan yang sejati. Mereka akan menghadapi penghakiman (“terkutuk”) jika tidak bertobat, tetapi akan dipulihkan dan disejahterakan (“diberkati”) Allah jika mereka berpaling kepada-Nya (15:19; 17:5,7,13). –Alyson Kieda

Mari memberikan dampak yang lebih berarti bagi sesama dan lingkungan

BIRO INFOKOM HKI

Bagikan Postingan ini: