Berita Terbaru
Categories
  • ALMANAK HKI
  • ARTIKEL
  • BERITA
  • BIRO
  • DATA PEGAWAI
  • FOTO
  • GALLERY
  • KHOTBAH
  • KHOTBAH MINGGU
  • PROFIL
  • RENUNGAN HARIAN
  • SERMON
  • VIDEO
  • Masyarakat Adat Nagasaribu Resah: tanah dan Hutan adat terusik

    Agu 30 2017261 Dilihat

    Masyarakat Adat Nagasaribu Resah: tanah dan Hutan adat terusik

    Siborongborong, (MBW). Masyarakat adat Nagasaribu akan tetap berjuang sampai pengakuan hukum Negara, mereka peroleh. Tanah adat dan hutan seluas 1000 ha, tempat kemenyan (haminjon) tumbuh ini,  telah mereka duduki dan kelola, secara turun temurun 350 tahun lebih, tempat mencari nafkah.

    Hutan adat yang dikelilingi kawasan konsesi PT.TPL telah menghawatirkan masyarakat sekitar. Debit sumber air bersih setiap tahun berkurang khususnya di Nagasaribu dan desa Dolok Paung, Aek Sirambe, Aek Sirara. Perusahaan menanami eukaliptus di seluruh daerah aliran sungai dengan merusak kelestarian hutan merugikan masyarakat.

    Masyarakat sangat sering konflik terkait batas lahan, mengusik hutan haminjon sumber ekonomi penduduk. Masyarakat menilai, tindakan PT TPL rentan pengrusakan sumber daya alam dan perampasan lahan adat.

    Upaya advokasi terus mereka perjuangkan sampai tanah dan hutan adat diakui secara hukum negara. Masyarakat berharap,  kedaulatan untuk memiliki, mengelola serta menjaga sumber daya alam di atas tanahnya,  dapat mereka pertahankan.

    Gereja Huria Kristen Indonesia (HKI) melalui Departemen Diakonia tetap mendampingi masyarakat melalui upaya advokasi yang mereka tempuh. “Tanah dan hutan adat, harus tetap terjaga dan terpelihara untuk menjaga kelestarian Alam sekaligus sumber ekonomi hidup warga” sebut Pdt. Adventus Nadapdap, S.Th kepada MBW.

    Op. Grace Simanjuntak (Seorang Raja Patik) menuturkan kepada MBW (2/8), parhutaan (perkampungan) adat Nagasaribu yang dibuka  marga Simanjuntak dan Sianipar. Secara adat, telah diresmikan (diojakhon) Raja Sisingamangaraja XII, Bersamaan peresmian pekan onan harbangan”.

    Peresmian diikuti ritual penanamam empat  pohon bintatar. Melambangkan, empat marga: Tuan si Hubil Tampubolon, Tuan So Manimbil Simanjuntak, Tuan Dibangarna dan Tuan di Sonak Malela.

    Raja Sisingamangaraja mengucapkan doa: Ojak ma Adat, ojak ma uhum, jonjongma patik (berdirilah adat, hukum, undang-undang adat). Saat itu, Raja Sisingamangaraja juga  memberikan pusaka atau barang yang berharga bagi keturunan adat mereka.

    1. Hatian na sora Teleng (Timbangan yang seimbang) ima dipegang Datu Pijor Simanjuntak
    2. Solup Si Opat Bale (empat takar) ima dipegang Datu Dolok Simanjuntak
    3. Parmasam (12 Solup) ima dipegang Sianipar

    Asa Garang-garang ni lautan, ni onjat tu hirang ni hoda

    Molo marbada Simanjutak, Sianiparma Sidabu tola

    Sistem pemerintahan adat masih tetap terjaga dan berlangsung sebagaimana sejarah ringkas berdirinya masyarakat adat tersebut.  Masyarakat Nagasaribu masih tetap terikat hukum adat (patik), meliputi hukum kekerabatan, hukum sosial, ritual pesta adat, hutan haminjon, pertanian, dan lain sebagainya.

    Saat ini, masyarakat adat dipimpin raja patik, dipilih dari warga secara demokratis dengan mempertimbangkan dedikasi dan moralnya yang kuat. (MBW/BN)

    Share to

    Related News

    Departemen Diakonia Gelar Workshop Eduka...

    by Nov 04 2025

    Pematangsiantar, Selasa, 4 November 2025 – Gereja Huria Kristen Indonesia (HKI) bersama dengan Cen...

    IBADAH PERDANA DI PARLAPELAPEAN POS PI H...

    by Okt 26 2025

    Parbaba, Minggu 26/10/2025 Pada Minggu ini, Ephorus Huria Kristen Indonesia (HKI), Pdt. Firman Sibar...

    Pembuatan Buku Pariwisata Pulau Sibandan...

    by Okt 25 2025

    Lobusiregar, Siborongborong 25/10/2025Dalam semangat mengangkat kembali potensi wisata dan sejarah l...

    Panitia Sinode ke-65 HKI bersama Ephorus HKI Pdt. Firman Sibarani dan Praeses Daerah VI Sumtim II saat melakukan audiensi ke Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara dan diterima oleh Kepala Kejaksaan Tinggi Dr. Harli Siregar.

    Pererat Sinergi dan Integritas: Panitia ...

    by Okt 24 2025

    Medan, 24 Oktober 2025 – Panitia Sinode ke-65 Huria Kristen Indonesia (HKI) melakukan audiensi ke ...

    Pesta Perak HKI Pangkalan Kerinci 25 Tahun

    Pesta Perak HKI Pangkalan Kerinci: Syuku...

    by Okt 20 2025

    Sukacita Seperempat Abad Pelayanan Gereja Pangkalan Kerinci, 19 Oktober 2025 – Jemaat Huria Kriste...

    Ephorus HKI Kunjungi HKI Kandis 2025

    Ephorus HKI Kunjungi HKI Kandis: Dorong ...

    by Okt 17 2025

    “Ketika gereja dan masyarakat berjalan bersama dalam kasih dan tanggung jawab, di sanalah terang K...

    No comments yet.

    Sorry, the comment form is disabled for this page/article.
    back to top