Dalam pelayanan gereja yang kita kenal selama ini, peran pendeta dalam Sekolah Minggu kerap terbatas pada kehadiran seremonial—memimpin sermon di aras jemaat maupun resort. Kehadiran mereka sebagai pengkhotbah yang langsung berinteraksi dengan anak-anak masih merupakan pemandangan langka. Padahal, Sekolah Minggu adalah wajah Gereja masa kini dan masa depan. Anak-anak bukan sekadar pelengkap, melainkan bagian utuh dari persekutuan ibadah jemaat. Hanya kategorisasi usia yang membedakan, namun dalam hal kebutuhan—pengajaran yang berkualitas, fasilitas yang memadai, suasana yang nyaman, dan persiapan pengajaran yang matang—anak-anak memiliki hak yang setara demi pertumbuhan iman dan karakter mereka. Saat ini, pelayanan kepada anak-anak menjadi panggilan mendesak yang perlu direnungkan bersama. Banyak anak Sekolah Minggu, bahkan hingga tingkat SMP dan SMA, tidak memiliki guru agama Kristen di sekolah formal mereka. Di sisi lain, mereka hidup di tengah realitas keberagaman agama, terpapar berbagai arus pengaruh media sosial, dan rentan terhadap pola pergaulan yang bisa mengaburkan arah iman mereka.
Di sinilah Gereja harus tampil kuat dan konsisten: memberikan pengajaran agama Kristen yang baik dan membumi. Salah satu langkah strategisnya adalah dengan mengajak para Pendeta terjun langsung membekali anak-anak dalam sermon dan pengajaran Sekolah Minggu. Mazmur 127:3 dan Markus 10:15-16 menjadi pengingat betapa berharganya melayani anak-anak di hadapan Tuhan. Momen Hari Anak Nasional, 23 Juli 2025, menjadi panggilan rohani bagi kita semua—khususnya para Pendeta HKI—untuk mulai menjadwalkan pelayanan rutin di Sekolah Minggu. Ini bukan sekadar pilihan, melainkan langkah nyata untuk menanamkan dasar iman sejak dini. Selain itu, mari kita ubah cara pandang: sermon Sekolah Minggu harus memiliki kualitas setara dengan sermon Parhalado. Ini tentang keadilan pelayanan rohani dan kepedulian menyeluruh terhadap seluruh lapisan jemaat. Gereja yang bertumbuh adalah Gereja yang mendidik seluruh warganya—dari anak-anak hingga dewasa—dengan porsi pengajaran yang berkualitas dan menyentuh. Selamat Hari Anak Nasional, 23 Juli 2025. Mari wujudkan gereja yang ramah anak, bukan hanya dalam kata, tetapi dalam pelayanan nyata. (HP/SRDP)
No comments yet.